Minggu, 13 Mei 2012

Barongan

* Barong (mitologi)
~ Tari Barong dan Keris adalah salah satu kebudayaan yang terdapat di Pulau Bali. Latar belakang Tari Barong tersebut ialah untuk menunjukan bahwa di dunia ini terdapat dua hal unsur penting yaitu “Kebajikan” dan “Kebatilan”. Dua hal tersebut selalu berlawanan bahkan terjadi pertengkaran antara keduanya. Dimana “Kebajikan” yang dikodratkan melawan “Kebatilan”,tapi disatu sisi “Kebatilan” tak mau kalah pula. Selain itu Tari Barong juga dapat menghibur karena alur cerita dibuat menarik dan terdapat unsur humor. ~ Tari Barong Dan keris merupakan kebudayaan yang bersifat dinamis,yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan kebudayaan tari di Indonesia, peranan kebudayaan dalam menunjang pembangunan bangsa, keberhasilan pembangunan di bidang kebudayaan dalam rangka pembangunan nasional dan mewujudkan wawasan nusantara. Selain memberikan wawasan tentang sejarah dan kebudayaan, Tari Barong dan Kering ini merupakan hiburan yang sangat menarik dalam dunia kebudayaan. ~ Seperti yang kita ketahui dalam suatu pertunjukan tokoh adalah unsur utama yang terdapat didalamnya dengan membawakan peran dan karakter sehingga suatu pertunjukan menjadi menarik. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Tari Barong dan Keris adalah: · Barong · Kera · Tiga orang perusak hutan · Rangda · Dua orang pengikut Rangda · Dewi Kunti · Pengikut-pengikut Dewi Kunti · Patih · Sahadewa · Dewa Siwa · Kalika Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Barong adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”. GENDING PEMBUKA Barong berada didalam hutan kemudian muncul kera mendekati barong,tak begitu lama datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera kemudian berkelahi. Saat berkelahi kera berhasil memotong hidung salah seorang dari mereka. BABAK PERTAMA Dua orang penari muncul dengan tariannya. Mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti. Pengikut-pengikut Dewi Kunti tersebut sedang dalam perjalanan untuk menemui Patihnya. BABAK KEDUA Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba dihadapan Patih. Salah satu pengikut Rangda berubah menjadi setan (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti. BABAK KETIGA Sahadewa adalah anak dari Dewi Kunti. Dewi Kunti berjanji akan menyerahkan Sahadewa kepada Rangda sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada Patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan Patih tersebut tak luput dari kemasukkan roh jahat oleh setan mengikuti perintah Dewi Kunti membuang Sahadewa ke hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda. BABAK KEEMPAT Dewa Siwa datang,ia memberikan keabadian kepada Sahadewa tanpa sepengetahuan Rangda. Tak lama kemudian Rangda datang untuk membunuh Sahadewa tapi betapa terkejutnya Rangda yang tak berhasil membunuh Sahadewa yang telah diberi kekebalan yang dianugrahi oleh Dewa Siwa. Karena putus asa,Rangda menyerah kepada Sahadewa. Dia memohon untuk diselamatkan agar dapat masuk surga. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa. Akhirnya Rangda masuk surga. BABAK KELIMA Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa. Terjadi perkelahian antara Kalika dan Rangda. Kalika berubah menjadi “Babi Hutan”. Didalam pertarungan antara tersebut Sahadewa mendapat kemenangan. Kalika(Babi hutan) tidak putus asa. Dia berubah menjadi “Burung” tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Sahadewa. Dan akhirnya Kalika(Burung) berubah rupa menjadi Rangda. Kerena Rangda sangat sakti maka Sahadewa berubah menjadi Barong. Karena sama-sama sakti pertarungan antara Barong melawan Rangda tersebut tidak ada yang menang. Dengan demikian pertarungan ini berlangsung terus abadi antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Pengikut-pengikut Sahadewa(Barong) dengan membawa keris ikut melawan Rangda. Mereka semua tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena kagum pada kesaktian Rangda maka pengikut-pengikut Barong menujuk dada mereka dengan keris yang mereka bawa. Pertunjukan diakhiri dengan penujukan keris ke dada tersebut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pengikut Barong juga kuat seperti halnya Rangda. Menarik bukan?. Penasaran dengan alur ceritanya?. Pertunjukan Tari Barong dan Keris diadakan di dalam aula,yang bertempat di Celuk (Sukawati),Gianyar. Telp.(0361)294230. Pertujukan Tari Barong dan Keris dapat dinikmati selama 1,5 jam. Biasanya pertunjukan dimulai dari pukul 09.30-10.30. Pertunjukan diselenggarakan setiap hari. Silahkan menikmati hiburan di pulau Bali!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar